Teknoflux.com – Beberapa negara memutuskan untuk memblokir platform media sosial X, termasuk China yang telah melarang Twitter sejak Juni 2009. Sejak saat itu, Twitter memegang peran penting dalam media dan politik Barat selama 2010an. Pemerintah Brasil juga bergabung dengan daftar negara yang melarang X, dengan pelarangan yang dimulai pada Sabtu lalu (31/8/2024), seperti dilansir oleh Arabnews pada Rabu (4/9/2024).
Selain pelarangan permanen, beberapa negara juga membatasi akses ke platform media sosial X yang sering digunakan oleh para pembangkang politik untuk berkomunikasi. Misalnya, Mesir melakukannya pada 2011 selama pemberontakan Arab Spring, dan pada 2014 dan 2023 di Turki dan Uzbekistan sekitar pemilihan presiden. Pada saat yang sama, Beijing juga memblokir platform ini sejak penindasan pemerintah terhadap demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen 20 tahun lalu, dan banyak orang China beralih ke alternatif lokal seperti Weibo dan WeChat.
Tidak hanya itu, Twitter juga diblokir oleh Teheran pada 2009 setelah gelombang demonstrasi terjadi setelah pemilihan presiden yang diperdebatkan pada bulan Juni. Sejak saat itu, jaringan ini telah digunakan untuk menyampaikan informasi tentang gerakan-gerakan pembangkang di Iran, termasuk demonstrasi menentang penindasan hak-hak perempuan sejak akhir 2022.
Beberapa negara lain seperti Turkmenistan, memblokir Twitter pada awal 2010an bersamaan dengan banyak layanan online asing dan situs web lainnya. Di sisi lain, Pyongyang, Korea Utara membuka akun Twitter-nya sendiri pada 2010 untuk menarik minat orang asing, namun aplikasi tersebut diblokir bersama dengan Facebook, YouTube, serta situs perjudian dan pornografi sejak April 2016. Di negara yang tertutup ini, akses internet sangat dibatasi dan diawasi oleh pemerintah.
Pada Februari 2021, platform X juga diblokir oleh junta militer Myanmar setelah kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi. Sejak itu, akses internet di negara tersebut sangat dibatasi oleh pihak berwenang.
