Melangkah Lebih Maju dengan Berita Teknologi Terkini

Google Siap Buka Sayap di Thailand dan Malaysia Tapi Indonesia Ketinggalan

"Google Siap Terbang ke Thailand dan Malaysia, Indonesia Terlambat?"

teknoflux.com – Google baru-baru ini mengumumkan rencana investasinya untuk membangun pusat data dan cloud di Thailand dan Malaysia. Investasi sebesar USD3 miliar (Rp47 triliun) selama enam tahun ke depan menunjukkan komitmen Google untuk memperkuat kehadirannya di Asia Tenggara dan bersaing dengan para rivalnya seperti AWS, Microsoft, dan perusahaan data lokal seperti Singtel dan ST Telemedia Global Data Centers. Namun, sebagai negara dengan pengguna internet terbesar di Asia Tenggara, Indonesia tidak termasuk dalam rencana investasi tersebut.

Mengapa Thailand dan Malaysia dipilih oleh Google? Pertumbuhan ekonomi digital yang pesat menjadi salah satu faktor utamanya. Thailand dan Malaysia memiliki penetrasi internet yang tinggi, adopsi teknologi cloud computing yang semakin meningkat, dan perkembangan AI yang semakin masif. Selain itu, kebutuhan akan infrastruktur digital yang handal juga semakin meningkat di kedua negara ini.

Selain itu, regulasi dan kepatuhan data juga menjadi pertimbangan Google dalam memilih lokasi investasinya. Dengan adanya pusat data dan cloud region lokal, pelanggan dapat memenuhi standar keamanan, residensi data, dan kepatuhan tinggi yang diperlukan oleh regulasi data yang ketat.

Google akan menginvestasikan USD1 miliar (Rp15,7 triliun) untuk membangun pusat data pertamanya di provinsi Chonburi, Thailand, dan Google Cloud Region di Bangkok. Investasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Thailand. Sementara itu, di Malaysia, Google akan menginvestasikan USD2 miliar (Rp31,4 triliun) untuk membangun pusat data dan cloud region pertamanya. Investasi ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Malaysia.

Selain itu, investasi Google di bidang AI juga merupakan respons terhadap persaingan yang semakin ketat dengan Microsoft dan OpenAI. Meskipun Google mendominasi pasar mesin pencari, perusahaan semakin merasakan ancaman dari kebangkitan alat AI generatif seperti ChatGPT (OpenAI) dan Perplexity (mesin pencari berbasis AI).

Namun, sayangnya Indonesia tidak termasuk dalam rencana investasi Google. Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan pihaknya sudah melakukan diskusi dengan Google mengenai potensi investasi perusahaan tersebut di Indonesia, khususnya untuk investasi pusat data. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian apakah akan ada investasi tersebut di Indonesia.

Meski demikian, pemerintah terus mendorong agar perusahaan-perusahaan teknologi yang beroperasi di Indonesia dapat berkontribusi terhadap transformasi digital nasional. Pembangunan pusat data Google di Indonesia dengan investasi yang sangat besar dapat memberikan dampak yang jauh lebih besar bagi perkembangan infrastruktur dan talenta digital di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *