teknoflux.com – LONDON – Kepala Eksekutif Nvidia Jensen Huang telah mengumumkan rencana untuk menggunakan desain Blackwell baru pada awal tahun ini. Namun, pelaksanaannya terhambat oleh masalah rantai pasokan yang mengakibatkan keterlambatan. Hal ini membuat Nvidia harus bekerja sama dengan raksasa teknologi Jepang, SoftBank Group Corp, untuk membangun superkomputer menggunakan desain Blackwell milik perusahaan Amerika tersebut.
Pada hari Rabu (13/11/2024), Nvidia mengumumkan kerja sama tersebut yang akan membantu SoftBank dalam membangun superkomputer yang akan digunakan untuk mendukung berbagai layanan lokal. Superkomputer tersebut akan dibangun berdasarkan produk DGX B200 milik Nvidia yang dilengkapi dengan chip akselerator AI untuk meningkatkan kinerja prosesor komputer.
Meskipun rencana ini telah diumumkan oleh Jensen Huang pada awal tahun ini, namun pelaksanaannya terhambat oleh masalah rantai pasokan. Saat ini, Nvidia berusaha meningkatkan pasokan dengan meningkatkan produksi unit mereka.
Chip Nvidia telah menjadi komoditas yang sangat dicari di pasar teknologi karena banyak perusahaan yang ingin memanfaatkan kecerdasan buatan. Seperti yang disampaikan oleh Huang pada pidato di KTT AI Nvidia di Tokyo, rencana yang dibuat oleh SoftBank akan menciptakan jaringan AI yang tersebar di seluruh Jepang.
Huang juga menambahkan bahwa AI-RAN baru, atau jaringan akses radio AI, akan digunakan untuk layanan seperti robotika jarak jauh dan kendaraan otonom. Hal ini menunjukkan bahwa Nvidia sangat berfokus pada pasar seperti India dan Jepang untuk mengurangi ketergantungannya pada pelanggan Amerika.
Pada awal Oktober, Nvidia juga telah mengumumkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan India seperti Reliance Industries untuk memasok prosesor kecerdasan buatan. Perusahaan AS ini akan memasok prosesor Blackwell AI untuk pusat data berkapasitas satu gigawatt yang sedang dibangun oleh Reliance Industries di Gujarat.
Huang juga menyatakan bahwa India akan menjadi negara yang akan mengekspor kecerdasan buatan di masa mendatang. Hal ini berbeda dengan peran Nvidia dalam ekspor perangkat lunak. Menurutnya, India memiliki bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk mengembangkan AI, seperti data dan infrastruktur, serta populasi pengguna yang besar.