teknoflux.com – MOSCOW – Aplikasi pesan instan Telegram telah memblokir lebih dari 15 juta grup dan akun pribadi sepanjang tahun 2024 karena ditemukan mengandung unsur berbahaya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 707.576 materi pelecehan seksual terhadap anak dan 130.119 komunitas propaganda berhasil dicegah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna aplikasi tersebut.
CEO Telegram, Pavel Durov, bahkan sempat ditangkap di Paris karena diduga menolak bekerja sama dalam beberapa kasus kriminal yang melibatkan konten berbahaya. Hal ini menambah keputusan Telegram untuk semakin ketat dalam memblokir konten yang melanggar syarat dan ketentuan platform tersebut.
Hingga 15 Desember lalu, total ada 15.578.753 grup dan channel yang diblokir Telegram karena memuat konten berbahaya. Setiap hari, puluhan ribu grup dan saluran diblokir setelah menerima laporan pengguna dan sistem melacak konten yang melanggar syarat dan ketentuan platform.
Dari jumlah tersebut, 707.576 merupakan materi pelecehan seksual terhadap anak (CSAM) yang berhasil dicegah berkat kolaborasi dengan Internet Watch Foundation yang terus memantau konten tersebut. Selain itu, 130.119 komunitas yang dicap pro teroris juga telah diblokir oleh Telegram.
Jumlah konten yang diblokir ini meningkat sejak CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Paris. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap beberapa kasus kriminal yang melibatkan individu tertentu yang menyebarkan pedofilia, penjualan narkoba, penipuan online, aktivitas teroris, dan transaksi ilegal. Dengan semakin ketatnya pengawasan dari Telegram, diharapkan pengguna aplikasi tersebut dapat terhindar dari konten berbahaya.