teknoflux.com – Amerika – Perusahaan teknologi raksasa Meta, yang dikenal sebagai induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, telah melakukan restrukturisasi besar-besaran pada tim kebijakan global. Presiden Meta, Nick Clegg, akan mundur dari jabatannya dan digantikan oleh Joel Kaplan, wakilnya yang juga merupakan tokoh Republikan paling menonjol di Meta.
Pergantian kepemimpinan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Clegg baru saja diangkat sebagai Presiden Meta pada tahun 2022 untuk memimpin berbagai inisiatif kebijakan dan diplomasi global perusahaan. Namun, dengan masuknya Kaplan sebagai penggantinya, Meta tampaknya ingin memperkuat posisinya di lingkaran dalam politik Amerika yang didominasi oleh Republikan.
Joel Kaplan, yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Gedung Putih di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush, dikenal sebagai pendukung kuat kebebasan berbicara dan sering menyuarakan pandangan bahwa pembatasan terhadap ujaran politik dapat berdampak tidak adil pada suara konservatif. Dengan latar belakangnya yang konservatif, Kaplan dianggap sebagai pilihan ideal untuk memimpin kebijakan global Meta.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Clegg atas kontribusinya selama tujuh tahun terakhir. Namun, banyak yang mempertanyakan apakah pergantian kepemimpinan ini akan memperkuat bias politik di platform Meta, yang sebelumnya telah mendapat kritik atas pengaruhnya dalam pemilu dan kebijakan politik global.
Dengan pergantian ini, Meta juga semakin memperkuat posisinya di Washington yang didominasi oleh Republikan. Beberapa tokoh penting di Meta, seperti Kevin Martin dan Jennifer Newstead, memiliki latar belakang politik yang konservatif. Liz Hoffman, seorang analis teknologi, menyatakan bahwa langkah Meta ini mencerminkan perubahan arah kebijakan perusahaan yang lebih strategis.
Selama kepemimpinan Clegg, Meta telah memajukan berbagai inisiatif besar, termasuk pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan metaverse. Dengan pergantian kepemimpinan ini, Meta bersiap untuk memainkan peran penting dalam lanskap politik dan teknologi global, terutama di era pemerintahan Trump yang baru. Bagaimana kebijakan baru ini akan berdampak pada penggunanya di seluruh dunia masih menjadi pertanyaan besar.