teknoflux.com – DeepSeek kecerdasan buatan China yang menimbulkan kepanikan di Amerika Serikat, ternyata bukan satu-satunya AI China yang akan diluncurkan pada tahun 2025. Alibaba akan menghadirkan AI baru bernama Qwen 2.5 yang diklaim lebih unggul dari DeepSeek.
Seperti dilansir dari SCMP, Kamis (30/1/2025), peluncuran Qwen 2.5-Max dilakukan pada hari pertama Tahun Baru Imlek setelah DeepSeek mengguncang industri AI selama tiga minggu terakhir, baik di dalam negeri maupun secara global.
Dalam pengumuman resmi di akun WeChat, divisi cloud Alibaba mengungkapkan bahwa Qwen 2.5-Max telah mengungguli beberapa model AI terkemuka, seperti GPT-4o (OpenAI), DeepSeek-V3, dan Llama-3.1-405B (Meta).
Persaingan di industri AI di China semakin memanas setelah DeepSeek meluncurkan asisten AI berbasis model DeepSeek-V3 pada 10 Januari, dan kemudian model R1 pada 20 Januari. Hal ini mengejutkan industri teknologi di Silicon Valley dan menyebabkan saham perusahaan teknologi anjlok. DeepSeek menawarkan biaya pengembangan dan penggunaan yang lebih murah, sehingga memicu kekhawatiran investor terhadap strategi belanja besar-besaran perusahaan AI di Amerika Serikat.
Namun, kesuksesan DeepSeek juga mendorong persaingan ketat di dalam negeri. Hanya dua hari setelah peluncuran DeepSeek-R1, ByteDance (pemilik TikTok) memperbarui model AI andalannya dan mengklaim bahwa model tersebut lebih unggul dari OpenAI’s o1 dalam uji AIME, yang mengukur kemampuan AI dalam memahami dan merespons instruksi kompleks.
Menurut data yang dirilis oleh Alibaba Cloud di WeChat, Qwen 2.5 Max berhasil mengungguli performa model-model populer seperti Llama dari Meta dan DeepSeek V3 dalam berbagai tes. Bahkan, model ini juga disebut-sebut lebih unggul dari beberapa produk OpenAI dan Anthropic dalam metrik evaluasi tertentu. Salah satu benchmark yang paling mencolok adalah performanya di Arena Hard, LiveBench, LiveCodeBench, dan GPQA-Diamond, di mana Qwen 2.5 Max berhasil melampaui DeepSeek V3.
Alibaba juga menjelaskan bahwa Qwen 2.5 Max adalah model MoE (Mixture of Experts) skala besar yang dilatih menggunakan dataset yang sangat besar. Proses pelatihan ini diperkuat dengan teknik SFT (Supervised Fine-Tuning) dan RLHF (Reinforcement Learning from Human Feedback), yang membuatnya semakin canggih dan kompetitif.
