4. Kontroversi dengan Pemerintah: Kebebasan berbicara Durov telah menimbulkan kontroversi dengan pemerintah di berbagai negara. Pada 2018, Rusia memblokir Telegram setelah Durov menolak untuk memberikan akses pesan terenkripsi penggunanya kepada pemerintah. Pada 2024, regulator teknologi Uni Eropa juga memulai penyelidikan terhadap Telegram.
5. Kewarganegaraan Ganda: Durov telah menjadi warga negara Prancis sejak Agustus 2021, dan juga memiliki kewarganegaraan St. Kitts dan Nevis. Hal ini memungkinkannya untuk bepergian dan menjalankan bisnis di berbagai negara tanpa terlalu tergantung pada satu negara tertentu.
6. Perjalanan ke Dubai: Durov pindah ke Dubai pada tahun 2017, dan menurut laporan media, ia juga telah menerima kewarganegaraan Uni Emirat Arab. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa ia melakukannya untuk menghindari pajak dan pengawasan pemerintah tertentu.
7. Pengaruh di Rusia dan Ukraina: Telegram telah menjadi platform komunikasi yang sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Aplikasi ini sering digunakan sebagai sumber informasi tentang perang Rusia di Ukraina, dan beberapa analis menyebutnya sebagai “medan perang virtual” untuk konflik tersebut.
8. Tantangan dan Kontroversi: Telegram telah menghadapi tantangan dan kontroversi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan LSM. Namun, hal ini tidak menghalangi pertumbuhan dan popularitas aplikasi tersebut, yang terus menjadi alat komunikasi yang penting bagi jutaan orang di seluruh dunia.
9. Semangat Kebebasan Durov: Durov secara konsisten menegaskan semangatnya untuk kebebasan berbicara dan menentang otoritarianisme pemerintah. Ia lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun, dan hal ini tercermin dalam perjalanan dan pencapaiannya sebagai pengusaha teknologi.
10. Pencapaian dan Penghargaan: Durov telah meraih banyak penghargaan dan pencapaian sejak mendirikan Telegram, termasuk menjadi salah satu pengusaha paling sukses di dunia dan menempati peringkat pertama dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di Rusia. Ia juga terus mengembangkan dan menjadikan Telegram sebagai platform yang lebih aman dan lebih banyak fitur bagi penggunanya.
Teknoflux.com – Pavel Durov, pendiri dan pemilik aplikasi pesan Telegram, telah ditangkap dan hal ini menimbulkan dampak besar bagi aplikasi tersebut. Telegram telah menjadi platform komunikasi yang sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet, bahkan disebut sebagai “medan perang virtual” untuk perang Rusia di Ukraina.
Perjalanan Durov dan Telegram dimulai pada tahun 2014, ketika ia meninggalkan Rusia setelah menolak untuk mematuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial miliknya, VKontakte. Durov kemudian memindahkan dirinya dan Telegram ke Dubai, dan pada Agustus 2021, ia menjadi warga negara Prancis.
Durov juga memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu St. Kitts dan Nevis, yang memungkinkannya untuk bepergian dan menjalankan bisnis di berbagai negara tanpa terlalu tergantung pada satu negara tertentu. Namun, kebebasan berbicara Durov telah menimbulkan kontroversi dengan pemerintah di berbagai negara, termasuk Rusia dan Uni Eropa.
Meskipun demikian, Durov tetap teguh pada semangatnya untuk kebebasan berbicara dan menentang otoritarianisme pemerintah. Ia lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun, dan hal ini tercermin dalam perjalanan dan pencapaiannya sebagai pengusaha teknologi.
Dengan lebih dari 900 juta pengguna, Telegram terus menjadi alat komunikasi yang penting bagi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun menghadapi tantangan dan kontroversi, Telegram terus berkembang dan menambah fitur-fitur baru yang lebih aman bagi penggunanya. Durov telah meraih banyak penghargaan dan pencapaian sejak mendirikan Telegram, dan ia terus berjuang untuk menjadikan platform tersebut sebagai alat komunikasi yang lebih baik dan lebih bebas.