Latte Factor, Pengeluaran Kecil yang Ternyata Bikin Boros!

Beli kopi saat sebelum pergi ke kantor, walau sebenarnya dapat buat sendiri di dalam rumah. Jajan camilan sesudah makan siang walau sebenarnya masih kenyang. Membeli lipstik dengan shade yang serupa hanya karena lucu packaging-nya. Membeli air mineral di kantin walau sebenarnya dapat membawa tumbler sendiri. Kamu kerap lakukan pengeluaran semacam ini? Kenalan yok dengan latte faktor! Latte faktor ialah pengeluaran-pengeluaran kurang penting yang biasanya buat boros. Nominalnya terkadang sedikit saat cuman dilaksanakan sekali, tetapi jika ditotalkan di dalam 1 bulan, dapat kelihatan jumlah yang signifikan.

Pengeluaran Kecil yang Ternyata Bikin Boros

Fakta Latte Factor

Berdasarkan survey, 9 dari 10 orang keluarkan lebih dari Rp 900 ribu untuk latte faktor tiap bulannya. Latte faktor ini banyak dilaksanakan oleh milenial dan gen Z yang telah terlatih dengan kehebatan tehnologi, hingga jadikan mereka lebih gampang keluarkan uang cuman untuk keberadaan di sosial media.

Fakta lainnya kembali, pengeluaran paling besar dari latte faktor ialah pada keperluan sandang yang sekunder, seperti lipstik, sepatu dan pakaian dan barang koleksi seperti, tas, syal, aksesories, dan yang lain dengan angka capai 58%. Pengeluaran paling besar ke-2 terdaftar pada taksi atau transportasi online yang capai 15%. Lantas ada ongkos beli minuman dan makanan enteng yang capai 11%. Sementara untuk kopi tiap pagi habiskan 9% dari keseluruhan pengeluaran latte faktor masing-masing informan. Ada juga ongkos untuk beli air mineral, rokok, sampai ongkos administrasi bank.

Apa Saja yang Menjadi Latte Factor

Asal nama latte factor sendiri dicetuskan oleh David Bach, seorang penulis sektor keuangan asal dari Amerika yang pertama kalinya mencetuskan istilah latte faktor. Istilah itu diambil dari rutinitas setiap hari warga di kota besar, khususnya beberapa karyawan milenial yang suka keluarkan uang untuk beli kopi di cafe atau kedai-kedai kopi modern yang kini sedang banyak tumbuh subur.

Kunci khusus dari pengeluaran yang digolongkan latte faktor ialah di mana umumnya uang itu dihabiskan pada pengeluaran yang sebetulnya dapat dijauhi, tidak betul-betul penting, dan tidak menambahkan kebahagiaan hidup. Sering seorang berpikiran jika pengeluaran kecil tertentu bisa menambahkan kebahagiaan hidupnya. Akan tetapi, pada realitanya, dampak dari pengeluaran itu pada kebahagiaan tidak demikian besar.

Setiap orang memiliki latte faktor dengan tipe yang lain, yang umumnya tidak begitu dipikir karena dipandang cuman perhitungan recehan. Beberapa pengeluaran yang terhitung latte faktor:

1. Biaya transfer antara ATM dan ambil tunai berbeda bank

2. Berbelanja di luar berbelanja bulanan (pakaian, sepatu, lipstik, dll)

3. Ongkos administrasi bank

4. Minuman dan makanan enteng

5. Taksi atau transportasi online

6. Air mineral

7. Kopi

8. Rokok

Tips Mengurangi Pengeluaran Latte Factor

1. Membuat anggaran dan tentukan fokus

Cobalah untuk membuat fokus pengeluaran yang harus dan teratur lebih dulu supaya kamu ketahui berapakah pengeluaran teratur /bulannya. Selanjutnya baru tambah bujet untuk keperluan sekunder dan pola hidup. Yakinkan kamu sudah membuat bujet untuk menabung dan investasi. Perannya membuat anggaran ini sebagai dasar dalam membagikan upah.

2. Mencatat pengeluaran

Membuat anggaran saja kurang cukup karena dalam aktualisasinya kamu harus ketahui berapakah pengeluaran yang betul-betul dikeluarkan dengan menulisnya. Untuk keringanan dalam menulis pengeluaran dan anggaran, kamu dapat memakai program FINOO yang dapat diunduh di sini!

3. Mencari solusi untuk mengurangi atau substitusi pengeluaran latte factor

Beberapa latte faktor sebetulnya dapat dikurangkan atau disubstitusi dengan hal-hal lain. Contoh, untuk menghindar pengeluaran beli air mineral paket, kamu dapat bawa botol minum dari rumah. Untuk menyiasati jajan kopi, kamu dapat membuat sendiri kopi di dalam rumah.

Walaupun terlihat sepele, latte faktor adalah penyumbang besar untuk pengeluaran kamu tiap bulannya. Telah waktunya buat kamu menghargakan usaha keras sejauh ini dengan mengelola keuangan untuk kehidupan masa datang yang lebih konstan. Kerjakan efektivitas dan memulai konsentrasi pada keperluan primer.

Penutup

Demikian artikel tentang Latte Factor, Pengeluaran Kecil yang Ternyata Bikin Boros.Semoga membantu.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *