Mengenal Strategi Investasi Defensif

Teknoflux.com Mengenal Strategi Investasi Defensif – Strategi investasi defensif adalah metode konservatif alokasi portofolio dan manajemen yang bertujuan meminimalkan risiko. Strategi investasi defensif memerlukan penyeimbangan portofolio secara teratur untuk mempertahankan alokasi aset yang diinginkan.

Metode ini berbeda dari strategi investasi agresif yang berusaha memanfaatkan pasar dalam jangka pendek dengan membeli sekuritas berisiko dan volatilitas relatif tinggi. Strategi investasi agresif umumnya juga menggunakan option trading dan margin trading.

Daripada mengandalkan keuntungan jangka pendek, strategi defensif memprioritaskan ketahanan dalam jangka panjang. Tekniknya bisa dengan mempertimbangkan tujuan dan memilih alokasi aset yang tepat, serta keseimbangan antara risiko dan potensi imbalan.

Dalam praktiknya, investor dapat menggunakan metode investasi dari strategi investasi defensif dalam bentuk margin of safety dan teori diversifikasi.

Margin of Safety

Margin of safety adalah prinsip investasi di mana investor hanya membeli sekuritas ketika harga pasar jauh di bawah nilai intrinsiknya. Investor dapat menetapkan margin keamanan sesuai dengan preferensi risiko mereka sendiri.

Dengan kata lain, investasi dilakukan ketika sekuritas memiliki risiko penurunan yang relatif rendah. Investor berpengalaman tahu bahwa konsep margin of safety sangat penting dalam memilih obligasi atau saham yang baik.

Misalnya, perusahaan kereta api harus memiliki lebih dari lima kali total biaya (sebelum pajak penghasilan), yang berlangsung selama beberapa tahun, agar obligasinya diklasifikasikan sebagai tingkat investasi.

Kemampuan masa lalu untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari biaya bunga adalah margin of safety yang dipercaya dapat melindungi investor dari kerugian atau kecemasan dalam situasi kemerosotan laba bersih di masa depan.

Margin of safety untuk obligasi dapat dihitung dengan membandingkan nilai total perusahaan dengan jumlah utang. Perhitungan yang sama dapat dilakukan juga untuk Saham.

Jika perusahaan berutang $ 10 juta sementara nilai total perusahaan adalah $30 juta, maka ada ruang untuk penurunan nilai sebesar dua pertiga-setidaknya secara teoritis – sebelum pemegang saham menderita kerugian. Kesimpulannya, margin of safety dapat dikatakan sebagai nilai tambahan atau”bantalan”.

Teori Diversifikasi

Diversifikasi adalah prinsip investasi konservatif yang percaya bahwa memiliki banyak sekuritas dapat memberikan pengembalian yang menguntungkan. Cara berpikir dasar adalah bahwa banyak sekuritas dapat menghasilkan keuntungan agregat lebih besar daripada kerugian rata-rata.

Dengan melakukan diversifikasi, risiko yang tidak sistematis dalam portofolio dapat diredam oleh kinerja positif sebagian besar sekuritas.

Dengan kata lain, kinerja positif sebagian besar sekuritas dapat menetralkan kinerja negatif orang lain. Oleh karena itu, manfaat diversifikasi hanya berlaku jika Sekuritas dalam portofolio tidak berkorelasi sempurna.

Sebuah studi menunjukkan bahwa mempertahankan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dari 25 hingga 30 saham, dapat menghasilkan tingkat pengurangan risiko dengan biaya yang relatif rendah. Berinvestasi dalam lebih banyak sekuritas menghasilkan manfaat diversifikasi, meskipun imbal hasil relatif rendah.

Manfaat diversifikasi lebih lanjut dapat diperoleh dengan berinvestasi pada sekuritas asing, karena cenderung kurang berkorelasi erat dengan investasi domestik. Misalnya, penurunan ekonomi di Indonesia mungkin tidak mempengaruhi ekonomi Jepang dengan cara yang sama.

Oleh karena itu, memiliki investasi di Jepang dapat memberikan investor sedikit perlindungan terhadap kerugian akibat kemerosotan ekonomi di Indonesia.

Manajer Investasi dan investor sering melakukan diversifikasi investasi di seluruh kelas aset, dan menentukan setiap persentase portofolio yang akan dialokasikan.

Ini dapat mencakup saham, obligasi, real estat, dana yang diperdagangkan di Bursa (ETF), komoditas, investasi jangka pendek, dan kelas aset lainnya.

Mereka kemudian akan melakukan diversifikasi di antara investasi di kelas aset, seperti dengan memilih saham dari berbagai sektor yang cenderung memiliki korelasi pengembalian rendah, atau dengan memilih saham dengan kapitalisasi pasar yang berbeda.

Dalam hal obligasi, investor memilih dari obligasi korporasi, obligasi negara (Sun), obligasi hasil tinggi, dan lainnya.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *